Berdasarkangambar 1 (sebelah kiri) di atas terbaca 5,40 cm untuk skala utama dan 0,05 cm untuk skala noniusnya sehingga terbaca 5,45 cm. Sedangkan pada gambar 2 (sebelah kanan) terbaca 8,10 cm untuk skala utama dan 0,04 cm untuk skala noniusnya sehingga terbaca 8,14 cm. Panjang logam adalah selisih dari pembacaan gambar 1 dan 2 sehingga
Diketahui 4,5 cm ujung kedua 6,5 cm Ditanyakan panjang balok yang diukur? Pembahasan Mistar adalah alat ukur panjang yang memiliki skala terkecil sebesar 1 mm atau 0,1 cm. Membaca hasil pengukuran dengan mistar Jika dalam pengukuran menggunakan mistar, ujung pertama tidak berada tepat di angka 0 mm, maka hasil yang terbaca di ujung lain harus dikurangi dengan nilai yang ditunjukkan oleh ujung pertama. Panjang balok Dengan demikian, panjang balok sebesar 2,0 cm. Jadi, jawaban yang tepat adalah B.
Satuanberikut yang bukan merupakan satuan energi adalah a joule b. erg c. kwh d. newton meter e. watt Jawaban : Jadi yang bukan satuan energi pada soal diatas adalah watt, karena watt merupakan satuan untuk daya Oleh karena itu, jawaban yang benar adalah e. watt. Beri Rating · 0.0 (0) Balas. FD. Firman D. 07 Juni 2022 01:21. Dalam kehidupan sehari-hari kata panjang dipergunakan untuk beragam keperluan, contoh panjang umur berkaitan dengan waktu hidup yang lama, panjang novel dalam dunia sastra menyatakan jumlah halaman atau jumlah kata. Dalam sains, panjang menyatakan jarak antara dua titik, misalnya panjang sisi segitiga adalah jarak antara dua titik sudut segitiga. Untuk mengetahui panjang sesuatu, apakah kita harus mengukurnya? Dapatkah panjang sesuatu diketahui hanya dengan melihatnya? Untuk mendapatkan hasil yang akurat mengenai panjang suatu benda, maka diperlukan yang namanya pengukuran. Panjang merupakan jarak di antara dua titik. Termasuk besaran pokok yang satuan SI-nya adalah meter m. Mengukur panjang secara tidak baku dilakukan dengan alat ukur yang berupa jari, jengkal, depa, lengan, langkah, dan hasta. Pengukuran seperti itu, hasilnya akan berbeda karena jengkal, lengan, langkah dan hasta setiap orang berbeda. Mengukur panjang dengan satuan baku harus menggunakan alat ukur seperti mistar, meteran, jangka sorong dan mikrometer sekrup. Nah pada kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai cara menggunakan dan membaca skala mistar atau penggaris secara tepat dan akurat. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini. Cara Menggunakan Penggaris Pada penggaris atau mistar, terdapat garis-garis yang menunjukkan skala pengukuran. Pada umumnya, terdapat dua skala pengukuran pada mistar, yaitu sentimeter cm dan inci. Pada skala sentimeter, jarak terdekat antara dua garis panjang yang berhimpit adalah sepuluh kali skala terkecil milimeter. Skala pengukuran terkecil pada mistar adalah 1 milimeter, sesuai dengan jarak garis terkecil yang terdapat pada skala penggaris. Mistar mempunyai tingkat ketelitian sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut, yaitu 0,5 mm atau 0,05 cm. Cara melakukan pengukuran panjang sebuah pensil dengan sudut pandang yang benar yang benar seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Langkah-langkah mengukur panjang benda dengan menggunakan penggaris atau mistar adalah sebagai berikut. Tempatkan skala nol pada mistar sejajar dengan salah satu ujung benda. Perhatikan ujung benda lainnya, kemudian bacalah skala pada mistar yang sejajar dengan ujung benda tersebut. Untuk membaca skala pada mistar, matamu harus melihat tegak lurus dengan tanda garis skala yang akan kamu baca seperti yang diilustrasikan pada gambar berikut ini. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks. Cara Membaca Skala Penggaris Beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan dalam membaca skala mistar adalah mengenai angka pasti dan angka taksiran. Angka pasti adalah angka yang terbaca oleh skala alat ukur. Sedangkan angka taksiran adalah angka yang tidak terbaca oleh skala alat ukur. Angka taksiran ini diperlukan ketika ujung salah satu benda tidak tepat berhimpit dengan skala, sehingga kita memerlukan angka taksiran. Angka taksiran diperoleh dari setengah kali skala terkecil mistar. Angka taksiran ini disebut juga sebagai nilai ketelitian dari suatu alat ukur. Skala mistar setiap 1 sentimeter memiliki 10 garis dengan lebar 1 mm atau 0,1 cm, berarti skala terkecil mistar tersebut adalah 0,1 cm = 1 mm. Dengan demikian kita peroleh angka taksiran sebesar ½ × 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm. Berikut ini adalah contoh cara membaca skala hasil pengukuran panjang dengan penggaris atau mistar. Dari gambar di atas, terlihat bahwa ujung benda pensil tidak tepat berhimpit dengan skala yang terdapat pada penggaris melainkan terletak di antara 6,4 cm dan 6,5 cm, sehingga kita memerlukan angka taksiran. Hasil dari pembacaan skala tersebut adalah sebagai berikut. Angka pasti = 6,4 cm Angka taksiran = ½ × 0,1 cm = 0,05 cm Hasil pengukuran = Angka pasti + angka taksiran Jadi, panjang pensil tersebut adalah 6,4 cm + 0,05 cm = 6,45 cm Satuanbesaran turunan disebut satuan turunan dan diperoleh dengan mengabungkan beberapa satuan besaran pokok. Berikut merupakan beberapa contoh besaran turunan beserta satuannya. Alat ukur panjang yang sering Anda gunakan adalah mistar atau penggaris. Pada umumnya, mistar memiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai 207 E. Alat Ukur Presisi Rendah 1. Mistar Baja Jenis alat ukur panjang ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari terutama untuk mengukur jarak yang relatif pendek dan alat ukur ini merupakan alat ukur linier langsung yang paling sederhana karena hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada bagian penunjuk ukuran skala alat ukur tersebut, secara umum panjang mistar baja yang banyak dipakai berukuran 150 mm hingga 300 mm. Skala yang dicantumkan adalah dalam satuan metrik dan inci, dengan skala metrik terkecil dari mistar adalah 1 mm cm dengan ketelitiannya mm cm. Pada skala inci tercantum dalam pecahan dan persepuluhan misalnya 164, 132, 116, dan 18 inci. Pada persepuluhan dapat dibaca ukuran yang lebih kecil dari164 inci, karena mistar jenis ini memiliki ketelitian inci, Adapun penggunaan dari mistar baja adalah mengukur jarak, memeriksa kerataan permukaan benda kerja, dan melukis garis lurus sebagai penggaris. Mistar baja terbuat dari baja tahan karat atau baja perkakas Cara menggunakan mistar baja Rapatkan benda ukur pada landasan tumpuan balok landas. Letakan mistar baja di atas benda ukur, letakan titik nol atau ujung mistar bertumpu pada balok landas. 208 Baca dimensiukuran panjang benda ukur. Mistar baja fungsinya selain untuk mengukur dapat pula digunakan untuk memeriksa permukaan materialbenda kerja seperti pada contoh gambar berikut ini. Gambar Cara menggunakan mistar baja 2. Rol Meter a Memeriksa kerataan suatu bidang b Memeriksa kerataan permukaan benda bulat 209 Roll meter tersedia dalam ukuran 3 meter sampai 50 meter. Pengukuran dengan roll meter memiliki ketelitian rendah, yaitu 1 mm. 3. Jangka Jangka merupakan alat ukur tidak langsung yang dapat digunakan dengan ketelitian rendah. Gambar menggambarkan langkah pengukuran dengan jangka. Gambar Roll meter Gambar Macam macam Jangka Gambar Menggunakan Jangka untuk mengukur a. Posisikan kaki jangka pada bagian yang akan di ukur b. Tahan jarak ukur dengan pengunci c. Bandingkan ke mistar baja dan baca ukuran pada mistar baja 210 BERLATIH MELAKUKAN PENGUKURAN Informasi Setelah mempelajari materi Alat Ukur Mekanik Instrumentasi Industri Kamu harus dapat melakukan pengukuran dengan alat ukur yang telah dipelajari. Pada kegiatan latihan ini, perhatikan hal-hal berikut 1. Selalu menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja melalui penggunaan alat pelindung diri, menjaga sikap kerja, memperhatikan posisi membaca dan melaksanakan pekerjaan atas ijinpengawasan guru. 2. Materi latihan keterampilan disusun secara berurutan, dan setiap siswa harus secara bertahap menyelesaikan pekerjaan, dan berpindahmemulai pekerjaan berikutnya atas ijinpengawasan guru. Materi latihan terdiri dari Latihan 1 Mengukur dengan alat ukur presisi rendah Latihan 2 Mengukur dengan alat ukur presisi tinggi 3. Pada setiap akhir kegiatan latihan diakhiri dengan kegiatan evaluasi. Hanya jika Kamu siswa telah dinyatakan kompeten, dapat melanjutkan ke latihan berikutnya. 211 Rubrik Penilaian 1. Indeks nilai kuantitatif dengan skala 1 – 4 2. KKM Pengetahuan Baik Keterampilan Baik Sikap 3. Skor Siswa = 4. Konversi klasifikasi nilai kualitatif Konversi nilai akhir Predikat Klasifikasi Skala 1- 4 Skala 0 –100 4 86 -100 A Sangat Terampil Sangat Baik 81- 85 A- 76 – 80 B+ Terampil Baik 71-75 B 66-70 B- 61-65 C+ Cukup Terampil Cukup Baik 2 56-60 C 51-55 C- 46-50 D+ Kurang Terampil Kurang Baik 1 0-45 D 212 A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Mistarbaja adalah alat pengukur yang terbuat dari baja serta bnetuknya seperti penggaris biasa. Macam. ukuranya ada yang dalam inchi, centimeter, dan ada pula ynag campuran , yaitu inchi dan centimeter. suatu lubang. Alat ini terbuat dari baja dan mampu mengukur sampai 0,025 mm atau 0,001 inchi . beberapa jenis yang diantaranya adalah : siku Alat ukur merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengukur. Dalam perbaikan dan servis di bidang otomotif juga juga digunakan berbagai peralatan-pelatan untuk mengukur. Alat-alat ukur dibedakan menjadi tiga macam yaitu alat ukur mekanik, alat ukur elektrik dan alat ukur pneumatik. Alat ukur mekanik yaitu alat ukur yang penggunaanya secara mekanik. Alat ukur mekanik ini pada umumnya diunakan untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman, diameter luar dan diameter dalam sebuah benda. Skala pengukuran yang digunakan sering digunakan pada alat ukur mekanik ini adalah skala metrik dan skala inchi. Sedangkan alat ukur elektrik yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran-besaran listrik antara lain tegangan, arus, tahanan dan lain sebagainya. Selain itu, alat ukur elektrik pengoprasiannya membutuhkan daya listrik. Sedangkan alat ukur pneumatik yaitu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan. Selain itu, pengoprasiannya juga dengan memanfaatkan tekanan. Skala ukuran tekanan pada alat ini antara lain Psi, kPa, Bar, kg/cm2 dan lain sebagainya. Macam-macam alat ukur mekanik 1. Mistar baja Mistar baja atau penggaris baja merupakan salah satu alat ukur mekanik dan memiliki fungsi untuk mengukur panjang, lebar, ketinggian ataupun kedalaman suatu benda. Skala ukuran pada mistar baja ini memiliki tingkat ketelitian 0,5 mm atau 1 mm. Panjang dari mistar baja juga bervariasi, panjang mistar yang sering digunakan di bengkel otomotif adalah mistar baja yang memiliki panjang 300 mm atau 30 cm dan mistar baja yang memiliki panjang 500 mm. Pada mistar baja, ada juga yang menggunakan dua skala pengukuran yaitu skala metrik dan skala inchi. 2. Penggaris gulung measuring tape Penggaris gulung ini terbuat dari bahan pita baja yang digulung. Penggaris gulung memiliki berbagai macam ukuran, adanya ukurannya sampai 2000 mm atau 2 m, ada yang ukurannya sampai 5000 mm atau 5 m, bahkan ada yang ukurannya sampai 15000 mm atau 15 m. Skala ukuran yang terdapat pada penggaris gulung ini dibedakan menjadi dua skala, yaitu ada yang menggunakan skala metrik dan ada yang menggunakan skala inchi. Penggaris gulung atau measuring tape berfungsi untuk mengukur panjang, lebar, kedalaman atau ketinggian yang memiliki jarak yang luas. 3. Busur derajat protactor Busur derajat atau protactor memiliki bentuk setengah lingkaran dan dilengkapi dengan sepotong logam lurus dan panjang yang dihubungkan pada bagian setengah lingkaran yang dapat digerakkan disekeliling titik putarnya untuk mengukur sudut. Busur derajat atau protactor ini berfungsi untuk mengukur atau memeriksa sudut-sudut suatu benda. Alat ini dapat mengukur sudut dari benda hingga 1800. 4. Outside caliper Outside caliper berfungsi untuk mengukur diameter luar, mengukur dimensi luar dan memeriksa apakah permukaan luar dari benda yang diukur sejajar atau tidak. Outside caliper terdapat dua kaki sebagai pengukur,serta titik putar pegas spring pivot point dan sekrup penyetel adjustment screw. Cara penggunaan outside caliper adalah dengan cara membengkokkan kedua kakinya ke arah satu sama lainnya pada bagian ujun kaki untuk mendapatkan hasil pengukuran. 5. Inside caliper Inside caliper berfungsi untuk mengukur diameter bagian dalam, mengukur dimensi bagian dalam dan untuk memeriksa apakah permukaan bagian dalam suatu benda sejajar atau tidak. Inside caliper memiliki dua kaki yang dihubungkan dengan spring pivot point serta memiliki sekrup penyetel adjustment screw untuk menahan kedua kakinya saat pengukuran agar kedua kaki tidak bergeser. 6. Depth gauge Depth gauge atau alat pengukur kedalaman berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu lubang. Depth gauge terdiri dari kompoen penggaris baja kecil yang memiliki skala utama dan bagian geser yang terdapat skala vernier. 7. Valve spring tester Valve spring tester berfungsi untuk menguji tingkat elastisitas dari pegas. Skala daya pegas standar memiliki skala maksimal 158 kg atau 350 lb. 8. Feeler gauge Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah antar komponen dan untuk memeriksa keausan antar komponen. Feeler gauge terdiri dari beberapa bilah tipis yang memiliki ketebalan yang berbeda-beda. 9. Vernier caliper Vernier caliper atau juga sering disebut dengan jangka sorong memiliki fungsi untuk mengukur diameter luar suatu benda, mengukur diameter dalam suatu benda dan mengukur kedalaman dari suatu benda. Jangka sorong memiliki beberapa bagian yaitu rahang bawah, rahang atas, pengukur kedalaman, sekrup pengunci, skala utama dan skala vernier/ nonius. Jangka sorong memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat ketelitian 0,1 mm, tingkat ketelitian 0,05 mm, tingkat ketelitian 0,02 mm, tingkat ketelitian 1/128 inchi dan tingkat ketelitian 1/1000 inchi. 10. Outside micrometer Outside micrometer atau micrometer luar memiliki fungsi untuk mengukur diameter luar suatu benda dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti dibandingkan dengan jangka sorong. Outside micrometer memiliki beberapa bagian, antara lain frame, anvil, spindle, lock, sleeve, thimble dan rachet stopper/ rachet knob. Outside micrometer memiliki beberapa tingkat ketelitian yaitu tingkat ketelitian 0,01 mm dan tingkat ketelitian 0,001 mm. 11. Inside micrometer Inside micrometer atau micrometer dalam memiliki fungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda dengan tingkat ketelitian yang lebih teliti dibandingkan dengan jangka sorong. Inside micrometer terdiri dari beberapa komponen, antara lain spindle, spacer, spindle lock screw, sleeve dan timble. Inside micrometer memiliki tingkat ketelitian sampai 0,01 mm. 12. Depht micrometer Depht micrometer atau micrometer kedalaman memiliki fungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda, kedalaman alur, ketinggian benda dengan tingkat ketelitian tertentu. Depht micrometer memiliki komponen yang hampir sama dengan inside micrometer akan tetapi depht micrometer memiliki tambahan bagian block yang rata dengan permukaan yang rata. 13. Telescoping gauge Telescoping gauge memiliki fungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda yang memiliki ukuran yang kecil sehingga tidak dapat dilakukan dengan menggunakan micrometer. Bagian-bagian dari telescoping gauge terdiri dari locking screw, handle atau grip dan plunger. 14. Dial indicator Dial indicator berfungsi untuk mengukur kebengkokan dan keolengan atau run out suatu suatu benda atau poros. Dial indicator memiliki tingkat ketelitian 0,01 mm. 15. Cylinder Bore Gauge Cylinder Bore Gauge CBG berfungsi untuk mengukur diameter silinder. Alat ini digunakan bersama-sama dengan jangka sorong dan micrometer luar saat digunakan untuk mengukur diameter silinder. Macam-macam alat ukur elektrik 1. Multimeter Multimeter atau multitester berfungsi untuk mengukur arus, tegangan, tahanan listrik, frekuensi, nilai kapasitas, hubungan atau konektivitas pada rangkaian. 2. Osiloskop Osiloskop berfungsi untuk Mengukur besar tegangan voltage listrik dan hubungannya terhadap waktu Mengukur frekuensi signal yang berosilasi Mengecek frekuensi signal pada rangkaian Membedakan arus AC dan DC Mengecek suara atau noise pada sebuah rangkaian kelistrikan dan hubungannya terhadap waktu. 3. Scanner Scanner merupakan alat ukur yang digunakan pada kendaraan-kendaraan injeksi. Scanner berfungsi untuk mengecek kesalah atau malfunction dari suatu sistem di kendaraan EFI, mengukur kerja sensor-sensor dan aktuator-aktuator. 4. Dwell dan tacho tester Dwell tester berfungsi untuk mengukur sudut dwell pada sistem pengapian kendaraan, sedangkan tacho tester berfungsi untuk mengukur RPM mesin. 5. Timing light Timing light berfungsi untuk mengetahui atau memeriksa saat pengapian kendaraan. Saat pengapian kendaraan yaitu saat busi mulai memercikkan bunga api. Macam-macam alat ukur pneumatik 1. Tyre pressure gauge Tyre pressure gauge berfungsi untuk memeriksa tekanan udara pada ban, agar tekanan udara pada ban sesuai dengan tekanan spesifikasinya. Ada beberapa macam tyre gauge, tyre pressure gauge ada yang terpisah dari pompa ban dan ada yang menjadi satu dengan pompa ban. 2. Manifold gauge sistem AC Manifold gauge pada sistem AC digunakan untuk mengecek tekanan refrigerant di dalam sistem AC, dan juga berfungsi untuk melakukan penggantian refrigerant pada sistem AC. 3. Radiator tester Radiator tester berfungsi untuk memeriksa kebocoran sistem pendingin dan juga untuk memeriksa kerja tutup radiator. 4. Compression tester Compression tester berfungsi untuk mengukur tekanan kompresi pada silinder mesin pada kendaraan.Bagianstatis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm; Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 = 5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan karbon sebagai unsur penguat. Kandungan baja yang utama adalah Besi Fe dengan kadar 97% dan Karbon C dengan kadar 0,2% hingga 2,1%, serta unsur paduan lain yaitu Mangan Mn, Krom Cr, VanadiumV, Nikel Ni, Silikon Si, tembaga Cu, sulfur S, fosfor P dan lainnya dengan jumlah yang dibatasi dan berbeda-beda. Pengaruh utama kandungan karbon di dalam baja adalah pada kekuatan, kekerasan dan sifat mudah dibentuk. Penambahan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan hardness dan kekuatan tariknya tensile strength, namun di sisi lain membuatnya menjadi getas brittle serta menurunkan keuletannya ductility. Baja menjadi bahan dasar yang sangat vital untuk industri. Semua peralatan berbahan baja, mulai dari peralatan dapur, trasportasi, generator, sampai kerangka gedung dan jembatan. Eksplotasi besi baja menduduki peringkat pertama di antara barang tambang dan logam dan produknya melingkupi hampir 95% dari produk barang berbahan logam yang dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Unsur-unsur Kandungan Baja Selain besi sebagai kandungan utama baja, terdapat beberapa unsur yang menjadi bahan pembentuk baja, yaitu a. Karbon C Karbon merupakan unsur terpenting yang dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Kandungan karbon di dalam baja sekitar 0,1% hingga 2,1%, sedangkan unsur lainnya dibatasi sesuai dengan kegunaan baja. Unsur paduan yang bercampur di dalam lapisan baja adalah untuk membuat baja bereaksi terhadap pengerjaan panas dan menghasilkan sifat-sifat yang khusus. Karbon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan tetapi jika berlebihan akan menurunkan ketangguhan. b. Mangan Mn Semua baja mengandung mangan karena sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6% tidak mempengaruhi sifat baja, dengan kata lain mangan tidak memberikan pengaruh besar pada struktur baja dalam jumlah yang rendah. Penambahan unsur mangan dalam baja dapat menaikkan kuat tarik tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi regangan, sehingga baja dengan penambahan mangan memiliki sifat kuat dan ulet. c. Silikon Si Silikon merupakan unsur paduan yang ada pada setiap baja dengan kandungan lebih dari 0,4% yang mempunyai pengaruh untuk menaikkan tegangan tarik dan menurunkan laju pendinginan kritis. Silikon dalam baja dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan, kekenyalan, ketahanan aus, dan ketahanan terhadap panas dan karat. Unsur silikon menyebabkan sementit tidak stabil, sehingga memisahkan dan membentuk grafit. Unsur silikon juga merupakan pembentuk ferit, tetapi bukan pembentuk karbida, silikon juga cenderung membentuk partikel oksida sehingga memperbanyak pengintian kristal dan mengurangi pertumbuhan akibatnya struktur butir semakin halus. d. Nikel Ni Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan, yaitu memperbaiki kekuatan tarik dan menaikkan sifat ulet, tahan panas, jika pada baja paduan terdapat unsur nikel sekitar 25% maka baja dapat tahan terhadap korosi. Unsur nikel yang bertindak sebagai tahan karat korosi disebabkan nikel bertindak sebagai lapisan penghalang yang melindungi permukaan baja. e. Kromium Cr Sifat unsur kromium dapat menurunkan laju pendinginan kritis kromium sejumlah 1,5% cukup meningkatkan kekerasan dalam minyak. Penambahan kromium pada baja menghasilkan struktur yang lebih halus dan membuat sifat baja dikeraskan lebih baik karena kromium dan karbon dapat membentuk karbida. Kromium dapat menambah kekuatan tarik dan keplastisan serta berguna juga dalam membentuk lapisan pasif untuk melindungi baja dari korosi serta tahan terhadap suhu tinggi. f. Kobalt Co Sebagai unsur paduan dalam baja, kobalt meningkatkan kekerasan, tahan aus dan tahan panas. Pada maghnet permanent mengandung kobalt sehingga mempunyai kepekaan terhadap pemanasan lanjut. g. Molibdium Mo Kebanyakan dipadu dengan baja dalam ikatan dengan Co, Ni, dan V. dapat meningkatkan kekuatan tarik, batas rentang kemampuan temper menyeluruh, ketahanan panas, batas kelelahan, menurunkan kerapuhan. h. Vanadium V Mempunyai pengaruh seperti Mo dalam baja. Dapat meningkatkan kekuatan, batas rentang keuletan, kekuatan panas dan ketahanan lelah. Unsur V dalam baja mempunyai keistimewaan yaitu dapat menurunkan kepekaan terhadap sengatan panas yang melewati batas pada perlakuan panas. i. Titanium Ti Memiliki kekuatan yang sama seperti baja dalam mempertahankan. Hingga suhu 400 derajat C, sehingga banyak dipakai sebagai bahan kawat las. Paduan antara baja karbon dengan titanium akan memepunyai sifat kekerasan yang tinngi. Baja-titan banyak diminati sebagai bahan dalm industri, kendaraan perang, kapal udara dan elemen-elemen yang membutuhkan kekuatan tinggi dan ringan. j. Aluminium Al Unsur Al terkandung dalam jumlah yang kecil pada baja. Tujuannya yaitu sama dengan Si, untuk memberikan keuletan dan kemampuan di perkakas serta meningkatkan daya tahan terhadap korosi. Jenis-jenis Baja Menurut Wiryosumarto 2004, berdasarkan komposisi karbon yang digunakan, baja dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu a. Baja karbon Baja karbon adalah paduan antara besi dan karbon dengan sedikit Si, Mn, P, S, dan Cu. Sifat baja karbon sangat tergantung pada kadar karbon, bila kadar karbon naik maka kekuatan dan kekerasan juga akan bertambah tinggi. Karena itu baja karbon dikelompokkan berdasarkan kadar karbonnya. Berdasarkan komposisi kandungan karbon, baja karbon dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Baja Karbon Rendah. Baja karbon rendah memiliki kandungan karbon dibawah 0,3%. Baja karbon rendah sering disebut dengan baja ringan mild steel atau baja perkakas. Jenis baja yang umum dan banyak digunakan adalah jenis cold roll steel dengan kandungan karbon 0,08% - 0,30% yang biasa digunakan untuk body kendaraan. Baja Karbon Sedang. Baja karbon sedang merupakan baja yang memiliki kandungan karbon 0,30% - 0,60%. Baja karbon sedang mempunyai kekuatan yang lebih dari baja karbon rendah dan mempunyai kualitas perlakuan panas yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan untuk pengelasan, dan dapat dikeraskan diquenching dengan baik. Baja karbon sedang banyak digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas, baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tinggi, dan lain-lain. Baja Karbon Tinggi. Baja karbon tinggi memiliki kandungan karbon paling tinggi jika dibandingkan dengan baja karbon yang lain yakni 0,60% - 1,7% C dan memiliki tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Baja karbon tinggi mempunyai kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. b. Baja paduan Baja paduan adalah suatu baja yang dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran seperti nikel, mangan, molybdenum, kromium, vanadium dan wolfram yang berguna untuk memperoleh sifat-sifat baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan, kekerasan dan keuletannya. Paduan dari beberapa unsur yang berbeda memberikan sifat khas dari baja. Berdasarkan kadar kadar paduannya, baja paduan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Baja Paduan Rendah Low Alloy Steel. Baja paduan rendah merupakan baja paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain. Memiliki kadar karbon sama seperti baja karbon, tetapi ada sedikit unsur paduan. Dengan penambahan unsur paduan, kekuatan dapat dinaikkan tanpa mengurangi keuletannya, kekuatan fatik, daya tahan terhadap korosi, aus dan panas. Aplikasinya banyak digunakan pada kapal, jembatan, roda kereta api, ketel uap, tangki gas, pipa gas dan sebagainya. Baja Paduan Menengah Medium Alloy Steel. Baja paduan menengah merupakan baja paduan yang elemen paduannya 2,5%-10% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain. Baja Paduan Tinggi High Alloy Steel. Baja paduan tinggi merupakan baja paduan yang elemen paduannya lebih dari 10% wt misalnya unsur Cr, Mn, Ni, S, Si, P, dan lain-lain. Contohnya baja tahan karat, baja perkakas dan baja mangan. Aplikasinya digunakan pada bearing, bejana tekan, baja pegas, cutting tools, frog rel kereta api dan lain sebagainya. c. Baja khusus Baja khusus mempunyai unsur - unsur paduan yang tinggi karena pemakaian-pemakaian yang khusus. Baja khusus yaitu baja tahan karat, baja tahan panas, baja perkakas. Unsur utama dari baja tahan karat adalah krom sebagai unsur terpenting untuk memperoleh sifat tahan terhadap korosi. Baja perkakas adalah baja yang dibuat tidak berukuran besar tetapi memegang peranan dalam industri-industri. Unsur-unsur paduan dalam karbitnya diperlukan untuk memperoleh sifat-sifat tersebut dan kuat pada temperatur tinggi. Fase Pembentukan Baja Fase-fase atau tahapan yang terjadi pada pembentukan baja adalah sebagai berikut a. Austenit Y Fasa ini disebut gamma Y dan merupakan larutan padat interstisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan sisi. Ruang antar atomnya lebih besar dibandingkan ferit dan fasa ini stabil pada temperatur tinggi, yaitu antara 912°C, pada besi murni. Kadar karbon maksimum gamma sebesar 2,14% pada temperatur 1147°C. Pada temperatur stabil austenit bersifat lunak dan liat sehingga mudah dibentuk. Austenit merupakan fasa penting sebagai dasar pembentuk fasa-fasa lainnya dalam proses perlakuan panas termasuk perlakuan panas pada permukaan baja. b. Ferit a Fasa ini disebut alpha a dan merupakan larutan padat intersrisi karbon dengan sel satuan berupa kubik pemusatan ruang. Ruang antar atomnya kecil dan rapat sehingga kelarutan karbon sangat kecil. Pada temperatur ruang, kadar karbonnya hanya 0,008% sehingga dapat dianggap besi murni. Kadar maksimum karbon sebesar 0,02% pada temperatur 727°C, lunak dan liat. Dibawah mikroskop ferlit terlihat berwarna putih. Kekerasan dari ferit berkisar antara 140-180 HVN. c. Sementit Fe3C Fasa ini disebut karbida besi yang merupakan senyawa kimia dengan rumus Fe3C. sel satuan sementit berbentuk orthorombik. Kadar karbon dalam sementit 6,7% dan senyawa ini bersifat keras tetapi getas. Pada baja, fasa ini dapat meningkatkan kekuatan dan kekerasan. Kekerasan sementit adalah lebih kurang berkisar antara 800 HVN. d. Perlit Perlit adalah campuran sementit dan ferit yang tersebar merata pada seluruh penampang. Struktur ini barasal dari perubahan austensit pada pendinginan normal udara setelah melewati temperature kritis 700°C sampai 900°C. Kekerasan dari perlit kurang lebih 180-250 HVN. e. Martensit Martensit merupakan fasa dimana ferit dan sementit bercampur. Tetapi bukan dalam lamellar. Fasa ini terbentuk dari austensit metastabil didinginkan dengan laju pendinginan cepat. Terjadi hanya presipitasi Fe3C unsur paduan lainnya tetapi larut transformasi isothermal pada 260°C untuk membentuk dispersi karbida yang halus dalam matriks ferit. Martensit bilah terbentuk jika kadar C dalam baja sampai 0,6% sedangkan di atas 1% akan terbentuk martensit pelat. Perubahan dari bilah ke pelat terjadi pada interval 0,6% < C < 1,08%. Kekerasan dari martensit lebih dari 500 HVN. f. Bainit Bainit merupakan fasa yang terjadi akibat transformasi pendinginan yang sangat cepat dimana semua unsur paduan masih larut dalam keadaan padat dan atom karbon tidak sempat berdifusi keluar. Pada proses pembentukan bainit, austenit dibiarkan bertransformasi secara isothermal menjadi ferit dan karbida diatas temperatur MS temperatur permulaan reaksi martensit. Untuk ini diperlukan celup pada air garam untuk mencegah terbentuknya perlit pada temperatur yang lebih tinggi. Sehingga akan membentuk sifat bainit yang kuat dan tangguh. Kekerasan bainit kurang lebih berkisar antara 300 - 400 HVN.
Mistarberbentuk rol merupakan alat ukur besaran panjang yang bisa digulung, biasanya mistar jenis ini terbuat dari logam yang dibentuk tipis dan di isi skala. Mistar rol ini sering digunkan untuk mengukur suatu benda yang sangat panjang (lebih dari 5 meter). Tidak mungkin mengukur sesuatu yang panjangnya lebih dari 5 meter menggunkan penggaris. PertanyaanMassa jenis baja sebesar kgm -3 dan volume baja sebesar 200 cm 3 . Hitung massa baja tersebut dalam kg dan gram!Massa jenis baja sebesar kgm-3 dan volume baja sebesar 200 cm3. Hitung massa baja tersebut dalam kg dan gram! Jawabanmassa bajadalam kilogram adalah 1,56 kg dandalam gram adalah 1,56 x 10 3 baja dalam kilogram adalah 1,56 kg dan dalam gram adalah 1,56 x 103 gram. PembahasanDiketahui Ditanya m ? Penyelesaian Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Persamaan dari massa jenis adalah Sehingga untuk mengetahui massa bajadalam kilogram dapat dilakukan dengan cara Untuk mengetahui massa bajadalam gram dapat dilakukan dengan cara Sehingga massa bajadalam kilogram adalah 1,56 kg dandalam gram adalah 1,56 x 10 3 Ditanya m ? Penyelesaian Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Persamaan dari massa jenis adalah Sehingga untuk mengetahui massa baja dalam kilogram dapat dilakukan dengan cara Untuk mengetahui massa baja dalam gram dapat dilakukan dengan cara Sehingga massa baja dalam kilogram adalah 1,56 kg dan dalam gram adalah 1,56 x 103 gram. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!2rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!Jangkasorong adalah alat ukur panjang yang lebih teliti daripada mistar. Ketelitian jangka sorong mencapai 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong bisa digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam suatu cincin, kedalaman bejana sempit, ketebalan pelat, dan sebagainya. Alat ini diciptakan oleh seorang ilmuwan asal Perancis, yaitu Pierre Vernier.